Wednesday, September 29, 2010

Jurnalisme Investigatif


September 21, 2010

Lecture: Nezar Patria


Jurnalis investigasi mendapatkan informasi dengan melakukan wawancara, mencari dan mengkaji dokumen serta mengecek langsung ke lapangan (observasi). Teknik ini sebenarnya lazim dipakai oleh para investigator. Akan tetapi, para jurnalis tak bisa memakai semua teknik intelijen itu (misalnya yang melanggar hukum dan etika), kecuali yang outlaw. Teknik lainnya kerap dipakai dalam pekerjaan investigasi para jurnalis. Inti dari teknik itu adalah pelacakan sumber, berupa “orang” dan “dokumen”.


Ciri Jurnalisme Investigasi

Pertama, jurnalisme atau reportase investigasi adalah membongkar suatu fakta kejahatan yang coba ditutupi dari publik. Sebab fakta yang coba disembunyikan biasanya salah. Karena itu, karya jurnalisme investigasi selalu orisinil, baru, dan menyangkut kepentingan publik secara luas.

Kedua, karya jurnalisme investigasi umumnya merupakan laporan yang mendalam, karena dibangun dari hasil riset dan reportase yang panjang. Reportase investigasi memang terkadang memakan waktu lama.

Ketiga, liputan investigasi selalu mencari bukti tertulis dengan menggunakan metode pelacakan dokumen (paper trail). Liputan ini juga memiliki ciri wawancara orang-orang yang terlibat (human trail) secara ekstensif dan intensif. Selain itu, metode pelacakan elektronik (e-trail) terkadang juga menonjol dalam peliputan investigasi.

Keempat, reporter investigasi tak jarang menggunakan cara-cara polisi untuk membongkar kejahatan.

Kelima, liputan investigasi terkadang menimbulkan dampak, biasa disebut sebagai journalism with an impact. Dampak itu bisa berupa perbaikan sistem, atau mundurnya seorang pejabat karena terlibat dalam skandal yang diselidiki.


Proses Investigasi

Langkah pekerjaan investigasi umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu:

Langkah Pertama
- Petunjuk awal (first lead)
- Investigasi pendahuluan (initial investigation)
- Pembentukan hipotesis (forming an investigative hypothesis)
- Pencarian dan pendalaman literatur (literature search)
- Wawancara para pakar dan sumber-sumber ahli (interviewing experts)
- Penjejakan dokumen-dokumen (finding a paper trail)
- Wawancara sumber-sumber kunci dan saksi-saksi (interviewing key informants and sources)

Langkah Kedua
- Pengamatan langsung di lapangan (first hand observation)
- Pengorganisasian file (organizing files)
- Wawancara lebih lanjut (more interviews)
- Analisa dan pengorganisasian data (analyzing and organizing data)
- Penulisan (writing)
- Pengecekan fakta (fact checking)
- Pengecekan pencemaran nama baik (libel check)

Kesulitan dan hambatan yang dialami, yaitu:
- Keterbatasan waktu (tenggat deadline), dana dan sumber informasi.
- Keraguan editor (maju atau tidak, dan lain-lain), conflict of interest antara media temapat kita bekerja dengan investigasi yang mau kita lakukan.
- Tentangan dari perusahaan tempat bekerja dimana takut merugikan job perusahaan.
- Kasus white collar crime kurang menjadi perhatian public ketimbang kasus politik (Bulog Gate, dan lain-lain).

Enam narasumber utama yang mesti menjadi prioritas utama pelacakan, yaitu:

Pertama, orang dalam yang bernyanyi (whistleblower) alias pembisik. Si whistleblower adalah karyawan, mantan karyawan, atau anggota dari sebuah organisasi yang melaporkan tindakan melanggar hukum yang terjadi di dalam lembaga atau organisasinya.

Kedua, yaitu para musuh (enemies) untuk mendapat informasi. Seorang musuh kerap kali menjadi sumber terbaik. Apalagi bila si reporter mencoba menelusuri semua kelakuan buruk target penyelidikan. Tak jarang para musuh ini dengan senang hati menunjukkan ke siapa-siapa saja pertanyaan penyelidikan itu seharusnya diajukan. Karena itu dalam banyak kasus, mereka menjadi akrab dengan si reporter.

Ketiga, teman-teman target penyelidikan (friends). Dalam upaya melindungi citra sahabatnya, tak jarang mereka malah membuka info baru ke si reporter, baik itu berupa nama maupun detil situasi sulit yang dihadapi sahabatnya. Informasi ini dapat membuat pengetahuan dan wawasan si reporter jadi bertambah ketimbang sebelumnya.

Keempat, mereka yang kalah (losers). Untuk melacak keberadaan para musuh, lihatlah hasil pemilu terakhir, perusahan-perusahaan yang kalah dalam sebuah tender proyek, atau pesaing yang kalah dalam pemilihan jabatan direktur. Semakin buruk mereka kalah, semakin banyak info yang bisa digali.

Kelima, para korban (victims). ereka dapat memberi contoh-contoh kongkrit penyelewengan secara khusus, termasuk juga memberi ilustrasi lelucon pahit dari penderitaannya. Sejarah kehidupan nyata mereka dapat menolong si reporter dalam menulis cerita.

Keenam, para ahli (experts). Dalam tahap penyelidikan awal, terkadang banyak reporter tak mengerti banyak istilah teknis dalam suatu dokumen. Atau, konteks masalah dari dokumen yang mereka dapat. Karena itu si reporter terkadang membutuhkan seorang ahli untuk menjelaskan.


Catatan Penulis

Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa tugas dari seorang jurnalis investigasi adalah mencari dan mengungkapkan fakta baru yang belum diketahui oleh masyarakat luas.

Proses jurnalisme investigasi itu bersifat sebagai berikut:
- Riset dan reportase jangka panjang untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan hipotesis.
- Paper trail (pencarian jejak dokumen) berupa upaya untuk mencari kebenaran-kebenaran untuk mendukung hipotesis.
- Wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait, baik para pemain langsung maupun mereka yang bisa memberikan background terhadap topik investigasi.
- Pemakaian metode penyelidikan polisi dan peralatan anti-kriminalitas.
- Pembongkaran informasi yang tidak diketahui publik maupun informasi yang sengaja disembunyikan oleh pihak-pihak yang melakukan atau terlibat dalam kejahatan.

Contoh Jurnalisme Investigasi yang salah:
Apabila ada yang bertanya mengenai infotainment "Insert Investigasi", hal ini tidak dapat dikatakan sebagai investigasi dalam jurnalisme investigasi. Melainkan, hanyalah sebuah gosip dan dianggap telah melanggar batas-batas pribadi.

Kasus perampokan bank CIMB Niaga, dimana sudah diketahui bahwa perampokan itu terorganisir dan senjata yang digunakan adalah jenis AK-47 dan AK-16. Dimana, penangkapan perampok bank CIMB Niaga adalah tim Densus 88. Hal ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan hal inilah yang harus dijawab oleh jurnalis investigasi dan untuk kemudian diberitahukan kepada publik.



Author : Angeline

0 comments:

Post a Comment

Select by Month

Followers

 

Kapita Selekta. Mata Kuliah Kapita Selekta. Banyak Topik Pada Mata Kuliah Ini. Enjoy It !